As’adiyah dan Negara

Diskursus tentang agama dan negara selalu hangat untuk senantiasa diperbincangkan. Mengingat betapa pentingnya hubungan antara agama dan negara dalam mewujudkan kedamaian dan ketentraman di tengah-tengah masyarakat. Tanpa hubungan yang harmonis antara keduanya tidak akan tercipta kehidupan yang dicita-citakan. Olehnya, membincangkan hubungan antara agama dan negara sangat penting apalagi jika ditelaah berdasarkan analisis maqasid al-syari’ah.

Maqasid al-Syari’ah pada intinya merupakan tujuan-tujuan ditetapkannya syariat Islam. Tujuan-tujuan tersebut ada yang bersifat universal global dan ada yang bersifat lokal parsial. Tema maqasid al-syari’ah juga sangat penting untuk diketengahkan oleh karena maqasid al-syari’ah merupakan senjata terakhir atau pisau analisis terakhir di dalam menjawab dan mengkaji segala problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Kajian hifz al-daulah atau menjaga negara sebenarnya bukan ide yang baru namun pada hakikatnya perintah dan anjuran untuk senantiasa menjaga dan mengembangkan bangsa dan negara sudah jelas terdapat di dalam al-Qur’an, hadis, maupun praktek sahabat nabi.

Tulisan ini berupaya untuk mengkaji secara komprehensif tentang hubungan antara agama dan negara dengan telaah maqasid al-syari’ah. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren As’adiyah yang merupakan pondok pesantren tertua di Sulawesi Selatan yang tetap eksis sejak tahun 1930 M. Pondok Pesantren ini didirikan oleh seorang ulama yang bernama AG. KH. Muhammad As’ad al-Bugisy yang lahir di tanah Mekkah. Pondok Pesantren As’adiyah sejak awal berdirinya hingga sekarang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.

Mudah-mudahan buku sederhana ini mampu menggambarkan pemikiran-pemikiran dan prinsip-prinsip yang ditanamkan oleh Pondok Pesantren As’adiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga masyarakat mampu memahami konsep, relasi dan aksi yang telah dicontohkan oleh ulama-ulama As’adiyah. Selanjutnya misi dan tujuan Islam mampu terealisasikan di tengah-tengah masyarakat.