x, 272 Halaman
Ukuran A4
Sinopsis
Pemahaman yang cermat tentang relasi antara Al-Qur’an dan budaya pada gilirannya akan mengantarkan kita memiliki pemikiran dan sikap yang bijak terhadap budaya dalam masyarakat multikultur.
Pertautan antara Islam dan budaya lokal terus berkembang melalui proses penafsiran Al-Qur’an (Inzâl Al- Âyât ‘alâ Al-Wâqi’, di mana mufassir menghadapkan permasalahan kontemporer pada ayat-ayat Al-Qur’an). Buku ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an senantiasa berdialog secara dinamis dengan keanekaragaman budaya, kemudian secara spesifik mengkaji dinamika dialog antara tafsir Al-Quran dan budaya Bugis yang sangat dinamis serta konstruktif.
Interelasi antara Al-Qur’an dan budaya Bugis dalam tafsir Al-Munîr dijelaskan melalui tiga pola, yakni adaptasi, integrasi, dan negosiasi. Proses negosiai ini memunculkan dua bentuk: pertama, negosiasi akomodatif yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an, dan kedua, negosiasi kritis terhadap budaya yang menyimpang. Hubungan ini mencerminkan upaya penyesuaian, penggabungan, dan penilaian kritis terhadap nilai-nilai budaya Bugis agar sejalan dengan prinsip-prinsip Al-Qur’an.